Peka Aksara

Menulis Untuk Berbagi

  • Home
  • Artikel
    • Lifestyle
    • Traveling
  • Prosa
  • Medium
  • Wattpad

 

Tidak ada yang salah dengan jerawat, namun kenapa bisa hal satu ini bisa membuat kita bisa kehilangan percaya diri bahkan merasa dijauhi banyak orang ya?

Jerawat terasa lebih sering hadir di wajah perempuan. Banyak perempuan yang heran, kenapa lelaki yang bahkan jarang menggunakan skin care dan merawat wajahnya malah lebih aman dari kedatangan jerawat dan glowing?

Ada beberapa hal yang memicu hadirnya jerawat pada wajah. Apa saja?

Banyak pikiran (stress)

Ada jerawat sedikit aja udah stress, begitulah perempuan. Satu jerawat muncul di wajah pikirannya sudah lari kemana-mana. Padahal tanpa disadari hal itu juga yang memicu jerawat jadi lebih banyak. Ibarat semakin kau jauh, begitulah jerawat, semakin diharapkan berhenti tumbuh malah akan semakin tumbuh.

Mencoba untuk tetap tengan memang sulit, tapi bisa dimulai untuk menjaga jarak dan intensitas waktu menatap cermin. Karena semakin dilihat dan diperhatikan akan semakin menjadi pikiran bukan?

Lebih baik untuk fokus banyak minum air mineral dan mengurangi makanan atau minuman manis. Hal ini akan cukup membantu untuk langkah awal.

Makanan manis

Ngemil memang sudah jadi bagian favorit perempuan. Cita-cita kurus namun tetap banyak makan inilah yang kadang menjadi alasan yang sering dilupakan.

Makanan manis seperti kopi, permen, coklat, es krim dan makanan manis lainnya ini bisa jadi pemicu datangnya jerawat. Untuk para perempuan pecinta kopi, pasti berasa deh kalau sejak sering minum kopi jerawat jadi gampang muncul.

Seringnya memegang wajah

Ini kebiasaan yang bahkan masih sering aku sendiri lupain. Susahnya mengontrol tangan untuk berhenti memegang wajah, tapi harus dikurangi untuk menghindari wajah lebih banyak menempel kotoran. 

Kita gak pernah tau tangan bekas pegang apa kan? Jadi meski kadang dilakukan tanpa sadar, minimalisir lah dan berhenti memecahkan jerawat itu sendiri.

Hormon

Setiap menuju waktunya menstruasi, banyak perempuan yang harus mau tidak mau menjamu kedatangan jerawat di dagu. Hormon jerawat ini bisa jadi hal yang wajar, namun akan semakin sulit hilang ketika kita terus merasa terganggu dan berusaha memegangnya.

Barang sekitar yang jarang diganti/dibersihkan

Bisa dari handuk yang jarang diganti, sarung bantal ataupun ponsel. Beberapa hal yang terlihat tidak kotor namun ternyata bisa jadi pemicu datangnya jerawat lebih banyak.

Pastikan untuk lebih rutin membersihkan ponsel dan mengganti beberapa perlengkapan harian yang terutama sering berhubungan dengan wajah.

Penggunaan make up

Terlalu sering menggunakan make up juga bisa menjadi penyebab datangnya jerawat. Apalagi penggunaan make up yang tebal tanpa cleansing yang detil sehingga beberapa sisa make up masih menempel di kulit dan ikut tertidur pada waktu dimana kulit seharusnya beristirahat.

Untuk yang tidak diwajibkan make up, pastikan untuk menggunakan pemanis pada wajah kamu secara tipis-tipis saja. Karena beberapa kondisi wajah juga ada yang sensitif dengan produk make up, sekalinya make up bisa bikin wajah gampang tumbuh jerawat.

Pola makan tidak teratur

Pola makan yang berantakan dan tidak teratur juga bisa jadi cepatnya tumbuh jerawat. Apalagi tidak diimbangi dengan sayur dan makanan sehat lainnya. Cemilan yang menggoda bisa jadi faktor terbesar pola makan yang tidak teratur.
 
Pastikan untuk meminum banyak air putih ya!
 

Bagaimana cara mengobati jerawat?

Hal ini pun masih menjadi perjuangan banyak orang. Karena setiap tipe kulit perempuan punya sifat yang berbeda-beda. Dan skin care yang ada di banyak toko dan iklan juga harus disesuaikan dengan karakter kulit itu sendiri.
 
Mengenali bagaimana kulit kita memang agak sulit. Kadang ketika salah skin care kita jadi baru tau bagaimana sebenarnya kulit kita.
 
Dan pastikan jika sering menyaksikan video skin care, kamu membelinya bukan karena yang sedang review memiliki wajah yang bersih dan cantik, tapi lebih kepada kandungan skin care itu sendiri.
 
Pastikan skin care yang kita beli juga sesuai dengan cuaca di negara kita. Kadang, banyak yang memilih skin care karena di produksi dari negara yang mereka suka tanpa menyesuaikan dengan negara yang kita tinggali.
 
Jika wajahmu masih dalam keadaan yang cukup parah, carilah skin care yang berbahan dasar alami tanpa banyaknya pengawet atau kandungan alkohol yang keras dalam komposisinya.
0
Share

Be yourself
Gak usah peduliin orang lain bilang apa

Be yourself
Jadi apa aja yang kamu mau

Be yourself
Lakuin apa aja yang kamu suka

Be yourself
Hidup cuma sekali, lakuin sebelum nyesel

Pertama kali aku sangat merasa tertolong dengan 'Be yourself' dan semua kata-kata penyemangat untuk menjadi diri sendiri lainnya. Tapi, semakin kesini, semakin aku sadar kalau kata-kata itu, semu.

Menurutku kita gak pernah tau diri sendiri itu kayak apa, membentuk diri sendiri tuh kayak apa. Ibarat hape baru, unitnya memang udah ada, tapi tetep punya buku paduan dan garansi kalau misal terjadi apa-apa, tapi gak bisa klaim kalau misalnya kesalahan terletak pada penggunanya. Meskipun kita dikasih kebebasan untuk install apapun di dalamnya.

Jadi, apa sih 'Be yourself'?

Baru kemarin saat merenung di depan kaca, aku sadar kalau menjadi diri sendiri itu gak ada. Kita gak pernah tau kita itu kayak apa, harus apa, harus kayak gimana, kita gak pernah tau. Be yourself merasa berhasil menjadi penolong karena kita memang gak tau harus ngelakuin apa.

Hidup punya panduannya sendiri, kita gak mungkin ngelakuin apapun semau kita. Contoh, pengin nerobos lampu merah, tapi nyatanya ya udah aturannya untuk berhenti, bayangin kalo kita be yourself dan tetep nyerobot lampu merah disaat kendaran lagi ngebut-ngebutnya dari arah lain?

Buatku, hidup itu pilihan. Banyak hal yang bisa dipilih untuk dilakuin, bukan membebaskan diri untuk ngelakuin apapun, apapun! Bukan!

Apalagi sampe ngelakuin hal yang malah nantinya merugikan diri sendiri. Hidup udah punya paduannya masing-masing, sudah punya pelajaran yang bisa dikaji lagi dari kisah-kisah terdahulu, jadi aneh rasanya kalau mengulang kesalahan yang sama dengan embel-embel be yourself. 

Bahkan kadang ketika mau ngelakuin sesuatu pasti kita mikir kan? Nah kalo be yourself kenapa harus pake mikir, dan itulah yang akhirnya membuat aku sadar bahwa, be yourself itu gak ada.

Harus jadi apa kita?

Kita tercipta dari lingkungan kita sendiri, sepanjang perjalanan hidupku sampe sekarang aku baru merasa bahwa aku bisa memilih 'Mau jadi apa aku' bukan sekadar mengikuti mauku. Nyatanya manusia cuma punya dua pilihan, baik atau buruk.

Baik atau buruk itu sendiri pun sudah punya standarnya masing-masing dari keyakinan masing-masing, dari Dia yang seutuhnya memiliki jagat raya ini. Bahkan manusia lain pun tau, baik itu seperti apa dan buruk itu seperti apa. Sisanya, kita mau membentuk baik yang seperti apa, atau menjadi buruk yang seperti apa.

Nyatanya, kita akan kembali pada pedoman yang seharusnya manusia itu pilih. Hidup bukan sekedar mati kemudian selesai, hidup nyatanya adalah perjalanan panjang yang gak pernah kita tau kapan berentinya, pas kita lagi ngapain kah, pas hati kita lagi apa kah? Kita gak pernah tau.

Menentukan tujuan

Tujuan ini pun sudah jelas, bila yang percaya akan keyakinannya dia pasti tau kemana dia setelah hidup ini berakhir, jika tidak, yang dia tau dia hanya ingin melakukan apapun sesukanya selagi hidup. Tanpa tujuan, yang penting 'Aku senang'.

Padahal hidup bukan tentang 'Yang penting aku senang' seharusnya, 'Yang penting aku tenang'. Kalau senang apa sudah pasti tenang? Kan belum tentu. Secara harfiah, manusia punya rasa penyesalan dan auto koreksi diri ketika dia usai melakukan sesuatu, entah secara langsung atau harus menunggu waktu.

Duh tadi persentasi gue bagus gak yaaa

Kok dia tadi langsung diem pas gue ngomong gitu, gue salah ngomong gak ya

Tentu kita akan terus dihantui, salah atau enggak yaa apa yang udah kita lakuin. Gak se-bebas itu, gak se-be yourself itu. Bahkan kalau kita merasa gak peduli secara langsung atau gak keliatan peduli, jauh di hati kecil seorang manusia pasti akan ada rasa ganjal kalau ngelakuin suatu hal yang bahkan sebenernya dia tau itu ngerugiin dirinya sendiri ataupun orang lain.

Dan kalau tujuan itu udah ada, kita akan jauh lebih ke-kontrol untuk ngelakuin sesuatu yang memang sesuai mau kita tapi di sisi lain kita tenang buat ngejalaninnya. 

Pada akhirnya ketika kita berjuang untuk pasangan, kita gak bisa se-egois itu untuk terus-terusan sesuai mau kita, kita gak bisa dapetin mereka sampai akhir semisal kita masih mau be yourself tanpa menyesuaikan dengan tujuan dan pasangan kita sendiri.

Ataupun dengan manusia lain, orang tua, sahabat, rekan kerja, kenalan, tentunya gak mungkin kan kita punya hubungan baik kalau kita gak mikirin mereka juga dalam bertindak dan mengambil keputusan?

"Aku jadi sadar, kalau kita memang gak bisa jadi sesuatu yang terus-terusan orang sukain, tapi kita akan bisa jadi sesuatu yang baik ketika kita terus berusaha untuk jadi manusia yang Tuhan sukai."  

Terima kasih, maaf ini hanya sekedar diskusi antara pikiran dengan perasaan sendiri. Jika tidak berkenan gak apa-apa, tapi semoga ada sedikit yang bisa bermanfaat dan melekat.  
0
Share
Satu-satunya yang mungkin tidak pernah absen dari genggaman adalah, smartphone. Benda digital yang sudah jadi bagian wajib yang tidak boleh terlupakan atau bahkan harus diperjuangkan kalau-kalau barang ini tertinggal.

Menjadi teman ketika menunggu, atau mungkin ketika tidak ada sesuatu yang bisa kita lakukan, smartphone sering kali menjadi teman di kala bosan menyerang. Namun, ternyata hal tersebut tidak sepenuhnya baik, beberapa menjadi membosankan karena smartphone.

Memang, apa sih yang ada di smartphone orang-orang sehingga kadang mereka asyik sendiri sampai lupa waktu? Apa yang membuat orang-orang bahkan harus meminta ulang pembicaraan yang mungkin terlewatkan meski hanya dalam hitungan detik?

Ada banyak hal, satu benda yang memiliki 1001 senjata mengusir bosan atau mungkin mengalihkan. Itulah smartphone masa kini. Tidak ada yang negatif selagi kita tidak terdistraksi bukan?

Pentingnya Smartphone

Hadir untuk menolong namun bisa jadi malah menjadi yang membahayakan. Begitulah fungsinya, pada akhirnya smartphone hanya sebuah benda yang butuh dioperasikan, dan bukankah itu berarti, jika fungsinya menjadi buruk, ada yang salah dengan yang mengoperasikan?

Seiring berkembangnya smartphone yang cukup pesat dengan penawaran teknologi yang semakin canggih, seringkali membuat banyak orang lupa diri untuk fungsi sebenarnya pada smartphone. Kini, rasanya smartphone lebih menjadi sebuah tren, bukan lagi kebutuhan.

Bijak Menggunakan

Pada satu momen, aku merasa ada yang aneh dengan perilaku meraih smartphone dalam suasana apapun. Padahal, tidak ada notifikasi masuk atau pesan penting yang harus segera dibalas. Malah terkadang, lupa akan apa yang sejak awal ingin dilakukan, jadi melakukan dan membuka aplikasi lainnya, kemudian, tenggelam lagi, lagi dan lagi.

Kesadaran ini membuatku segera mencari jalan untuk meminimalisir diri dari penggunaan smartphone yang tidak bijak, dan berikut adalah hal-hal baru yang aku pelajari dari banyak sumber, salah satunya yang terbaik adalah, buku.

Tidak Mengganti Smartphone

Mengenai perkembangan smartphone yang tidak ada habisnya kadang manusia mudah saja tergiur dengan model smartphone terbaru yang mulai muncul di pasaran. Sebenarnya tidak ada yang salah, jika memang smartphone tersebut mendukung kebutuhan wajib/dasar orang tersebut.

Misalnya, dari segi upgrade kamera, seseorang yang dasarnya adalah photographer pasti perlu untuk memaksimalkan hasil dan kualitas gambarnya, tapi, kalau hanya seorang penulis, pelukis atau apapun yang tidak 100% membutuhkan pembaruan tersebut, untuk apa?

Membeli Saat Benar Butuh

Dibanding membeli smartphone baru, mungkin akan lebih bijak memilih alat digital lainnya yang bisa memiliki banyak fungsi. Misalnya laptop, iPad, Tablet, Kindle atau apapun yang membuat kita fokus mengerjakan satu hal pada alat tersebut, sehingga tidak terdistraksi pada hal lain, seperti yang serba ada pada smartphone.

Meminimalisir Smartphone

Tidak mempercantik secara berlebihan dengan case yang sering digonta-ganti, tidak memperindah tampilan smartphone dengan tema, hingga meminimalisir aplikasi adalah salah satu trik untuk menjaga jarak dengan smartphone itu sendiri.

Dan hal tersebut benar bekerja cukup baik ketika diterapkan, dan inilah yang ada pada smartphone-ku sekarang!

  • Menggunakan case bawaan dan hanya mengandalkan popsocket sebagai pemanis, ditambah dengan polaroid sehingga tetap minimalis dan tidak berlebihan. Dari segi warna ataupun konsumsi case.



  • Menggunakan wallpapper dan lockscreen dengan warna pucat. Ini juga mempengaruhi seberapa besar kita memandang smartphone. Bisa tetap menggunakan gambar favorit, namun silahkan memilah dari segi warnanya.
  • Pastikan meletakkan aplikasi yang wajib kamu gunakan setiap hari, bukan yang hanya sekedar membunuh bosan. Sosial media tidak seharusnya berada di Home. Cukup hal-hal yang memang dibutuhkan saja.
  • Uninstall aplikasi yang tidak sering kamu buka, minimalisir aplikasi yang memiliki kategori sama dan cukup miliki 1 atau 2 aplikasi. Misalnya, aplikasi belanja online, editor, platform musik, dll.
  • Gunakan Screen Time pada pengaturan aplikasi untuk membatasi penggunaan aplikasi yang sering membuat waktu tersita cukup banyak. Batasi 15 - 30 menit dalam sehari. Jika waktu yang diatur sudah habis, maka otomatis aplikasi tersebut akan mati dan tidak bisa dibuka hingga esok hari.
Nyatanya memang tidak ada yang salah dengan penggunaan smartphone, hanya saja terkadang kita merasa lupa pada tujuan awal dan mulai teralihkan dengan hal-hal yang sebenarnya tidak begitu penting dan malah menyita banyak waktu.

Semoga semakin kesini akan semakin bijak dalam menggunakan smartphone ya!
0
Share

Minimalis, ada yang bilang bahwa gaya hidup satu ini adalah salah satu gaya hidup yang bisa melatih siapapun yang menerapkannya menjadi pribadi yang lebih tenang dan sederhana. Menarik, karena ada banyak hal yang baik setiap kali ada saja yang membagikan tentang kegiatan satu ini.

Lebih dikenal melalui seni, minimalis sebenarnya memiliki makna yang lebih luas. Namun memang melalui visual art kita mungkin bisa lebih mudah memaknai minimalis itu sendiri. Dalam visual, minimalis berarti sederhana, atau tidak banyak padu padan namun tetap bermakna.

Apa itu Minimalis?

Begitu pula dengan makna minimalis pada gaya hidup. Sederhana, dan sedikit mungkin. Dimana seseorang menerapkan gaya hidup ini dengan meminimalisir mulai dari barang-barang yang mereka miliki dan memilih sarana dan prasarana yang berkualitas.

Gaya hidup minimalis memiliki tujuan untuk menciptakan gaya hidup atau perasaan hidup yang lebih tenang, dan berdampak besar kepada kepribadian orang tersebut.

Saat ini, para pecinta gaya hidup minimalis pasti sering menjadikan Pinterest sebagai sumber inspirasi mereka dalam memaksimalkan gaya hidup minimalis. Karena dari sana, sangat banyak ide-ide atau rekomendasi mulai dari berpakaian, interior, hingga hidup sehat ala minimalis.

Ciri-Ciri Gaya Hidup Minimalis

Apa yang membedakan minimalis dengan gaya hidup lainnya? Sebenarnya mudah ditebak, mulai dari pemilihan warna dan selera barang-barang yang mereka kenakan.

1. Menyukai warna pastel atau monokrom dan tanpa motif. Karena bagi pecinta minimalis, warna-warna berikut akan memberikan kesan lebih tenang dan luas untuk interior misalnya.

2. Zero waste. Karena kesederhanaanya, orang-orang minimalis akan berusaha sekuat mungkin untuk menggunakan sesuatu yang tidak boros atau barang-barang yang bisa digunakan beberapa kali tanpa harus membeli lagi, lagi dan lagi.

3. Sedikit barang. Kebanyakan, orang-orang minimalis memiliki barang tidak lebih dari 1 atau 2, dan setiap kali membeli barang mereka juga akan memikirkan dengan sangat kritis, apakah ini layak dibeli, apakah barang ini memang sudah ada di rumahnya?


4. Asal bumi. Beberapa juga menyukai sesuatu yang bisa disebut dengan hand craft seperti mainan kayu, kursi anyaman atau apapun yang asli bahannya dari bumi dan memiliki umur yang panjang.

5. Makanan sehat. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah favoritnya, teh hijau, kopi juga Green Tea pasti melekat pada diri mereka.

6. Tidak suka berantakan. Dan ini adalah sesuatu yang sangat nyata untuk mengenal orang-orang yang memiliki gaya hidup minimalis.

Asal Usul Minimalis

Banyak yang mengenal gaya hidup minimalis ini berasal dari gaya hidup orang-orang Jepang yang terbiasa dengan sesuatu yang benar-benar minim namun tetap nyaman. Mulai dari gaya rumah, interior atau pun seni-seni lainnya.

Salah satu tokoh yang terkenal ada Marie Kondo (Konmari) yang dikenal dengan seni bebenah dan melipat yang sangat membantu ruangan yang awalnya berantakan hingga terkesan tidak lagi punya ruang. Bukunya terjual habis dan menjadi salah satu buku Best Seller di dunia, Konmari juga memiliki acara khusus di Netflix mengenai seni bebenah dengan orang-orang yang rumahnya super berantakan.

Namun, tahukah kamu, jauh sebelum Jepang dengan gaya minimalisnya, sebenarnya nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam pada masanya sudah menerapkan gaya hidup minimalis. Dimana, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam memiliki gaya hidup yang sangat amat sederhana.



Rasulullah sallallahu alaihi wasallam sendiri hidup di rumah yang sederhana, dengan tidak banyak pakaian atau peralatan di dalam rumahnya. Meski bisa saja ia memerintahkan siapapun untuk mengisi dan membuat mewah rumahnya, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam tetap dengan kesederhanaannya.

Tidak memiliki banyak baju, kasur sederhana, bertamu selalu bersama-sama duduk sejajar dengan umatnya, hingga makanan yang beliau makan hanya sekadar kurma dan hanya sesekali memakan daging.

Ini membuktikan bahwa gaya hidup minimalis memang sudah di-dakwahkan kepada banyak orang, hanya saja baru populer dan berkembang beberapa waktu belakangan ini.

Begitu pula dengan agama Islam yang memang memiliki dasar gaya hidup minimalis, diantaranya, tidak mubadzir, tidak berlebih-lebihan, menahan hawa nafsu dan secukupnya.

Manfaat Hidup Minimalis

Penerapan gaya hidup satu ini bukan tanpa alasan, ada banyak hal yang bisa kita dapatkan jika kita berhasil menjadi minimalis. Diantaranya:

1. Hidup akan menjadi lebih tenang
2. Akan lebih mudah mencari barang yang dibutuhkan
3. Mengurangi stress
4. Meminimalisir emosi atau nafsu
5. Menumbuhkan sisi penyayang
6. Ikhlas
7. Tidak frustasi dengan terus berkembangnya kehidupan

Mana yang Kamu Pilih?

Jika dilihat manfaatnya memang menjadi minimalis hampir tidak ada kekurangannya. Satu-satunya kesulitan untuk menjadi minimalis nyatanya adalah, diri kita sendiri, menahan untuk memiliki banyak hal dan tidak terpengaruh dengan banyak hal baru yang mungkin sebenarnya tidak bermanfaat.

Dan sepertinya memang asalnya manusia begitu sederhana, hanya zaman yang memang berubah dan kebutuhan meningkat, manusia seakan diuji. Apakah ia akan keluar dari kesederhanaannya, atau menetap?

Siap untuk menjadi minimalis?
0
Share
Postingan Lama Beranda

Populer

  • Tokoh dan Peran Penting Animasi Disney Moana
  • Mengapa Jerawat Susah Hilang?

Rekomendasi

Apa Itu Menjadi Diri Sendiri?

Be yourself Gak usah peduliin orang lain bilang apa Be yourself Jadi apa aja yang kamu mau Be yourself Lakuin apa aja yang ...

Terbaru

  • Tokoh dan Peran Penting Animasi Disney Moana
    Kredit foto: Teaser-trailer.com Hai! Kali ini aku mau bahas tentang salah satu film terbaru dari Disney, Moana! Disney kembali membukti...
  • Mengapa Jerawat Susah Hilang?
      Tidak ada yang salah dengan jerawat, namun kenapa bisa hal satu ini bisa membuat kita bisa kehilangan percaya diri bahkan merasa dijauhi b...

Daftar Blog Saya

  • Hai Dorama
    Fantastic Beast and Where to Find Them - Rekomendasi Film Terbaru

Kategori

Artikel Menulis
Copyright © 2015 Peka Aksara

Created By ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates