Halloween Edition: Buat Video Jelajah Rumah Angker

Assalamualaikum!

cloudfront.net

Wahhh this is the first time for me to share a horror story. Jadi karena sedang suasana Halloween boleh lah yaa sekali-kali share cerita horor yang pernah Icha alami sepanjang kehidupan selama ini. Okay, let's get it started!

Ini tentang kejadian sekitar 9 tahun yang lalu, dimana waktu itu Icha masih duduk di bangku sekolah dasar, dan di zaman itu juga lagi booming acara Uji Nyali yang ada di tv tv. Meskipun masih terbilang anak-anak, Icha dan teman-teman yang lain gak pernah absen untuk nonton acara tersebut, dan jadiin bahan obrolan setiba di sekolah.

Hari itu hari pertamanya temen Icha yang namanya Dini mengumumkan bahwa dia punya hp baru yang ada kameranya, jadi kita bisa foto-foto dan buat video pakai hpnya dia. Disini ada 3 tokoh utama, ada Icha, Dini dan Elsa. Nama tidak disamarkan hehe.

Nah mendengar hal itu, kita super exicted dan akhirnya mutusin untuk main bareng di rumah Dini untuk sekedar foto-foto pakai hp barunya Dini. Hp itu kalo gak salah masih nok*a yang jadul banget deh, yang mugkin ukurannya cuma sebesar setengah telapak tangan.

Nah setelah ngumpul-ngumpul cantik sambil makan siang, ternyata orang tua Dini dan kakaknya berencana untuk pergi sebentar, dan akhirnya kita bertiga ditinggal di rumah Dini sambil asyik foto-foto. Dan entah siapa yang punya usul, kita akhirnya memutuskan untuk bikin video menjelajah rumah angker.

Jadi, kondisi rumah Dini kita buat seakan-akan gak ada yang nempatin. Kamarnya kita buat berantaan, barang-barangnya kita buat tergeletak dimana-mana, dan akhirnya kita pun gambreng untuk memutuskan siapa yang jadi pembawa acara, kamera girl dan hantunya.

Entah sedang ketiban sial atau gimana, akhirnya Icha pun kalah dan jadi pemeran hantu di rumah angker. Elsa jadi host dan yang punya handphone jadi kamera girlnya. Yasudah akting pun kita mulai...

Sedikit info, sebagai pemilik rumah, Dini tak jarang diganggu dengan suara-suara aneh atau bayangan yang entah datang darimana setiap kali dia pulang sekolah. Entah karena memang hanya perasaan atau memang efek rumah yang pas banget terletak di belakang aliran kali.

Dimulai dari awal masuk pintu depan bercat hijau itu, Elsa mulai berbicara banyak layaknya host profesional, suasana rumah Dini yang cukup gelap, ternyata mendukung sekali untuk syuting ala-ala di hari itu. Perlahan Elsa menunjukkan setiap sisi yang terlihat berantakan dan gelap, seakan memberikan efek 'seram' pada kamera handphone Dini.

Sampai akhirnya masuk ke lorong rumah Dini yang menuju dapur, disana mereka masih akting seakan-akan keadaan saat itu benar-benar menyeramkan. Icha yang menunggu bagiannya cuma bisa menunggu di sebelah jendela ruang tamu Dini.

"Wah pemirsa, rumah ini benar-benar menyeramkan, keadaannya benar-benar lusuh dan terdapat banyak debu dimana-mana," ujar Elsa.

"Sekarang kita coba kembali ke ruang tengah yuk," sambungnya sambil memegang sisir sebagai pengganti microphone.

Melihat kedua teman kecilku kembali ke ruang tengah, aku mempersiapkan rambut panjangku menutupi sebagian wajah, sambil mengangkat kedua tangan seakan melayang untuk menakut-nakuti mereka ke arah kamera.

Dengan akting ala anak-anak, mereka berteriak ketakutan dan masih mengambil gambarku yang berperan sebagai hantu. Saat itu aku lebih seperti hantu anak-anak yang baru pulang sekolah, seragam olahraga ungu putih dengan celana dan tangannya yang pendek, entah akan memberikan efek menyeramkan atau tidak, tapi aku sudah mencoba maksimal untuk menjadi sesosok hantu.

Usai mengambil gambarku, Elsa menutup rekamannya di depan rumah, sedangkan aku masih berada di dalam rumah Dini sambil merapikan rambutku yang berantakan.

"Udah nih, yuk kita nonton," ajak Dini sambil duduk di ruang tengah.

Sepanjang video kita hanya tertawa melihat akting yang sangat buruk dari Elsa dan gambar video yang banyak tergoncang dari Dini. Setelah menuju ke bagianku, pas pada bagian dan tempatku berdiri menjadi hantu, yang terlihat disana malah sesosok anak kecil dengan rambut yang mungkin hanya 1 inchi dengan jubah putih namun dengan pose yang sama seperti yang aku peragakan.

"Coba mundurin..." pintaku.

Tidak berubah, sosok anak kecil plontos itu masih sama, wajahnya putih dengan lingkaran daerah mata berwarna hitam. Sayangnya kakinya tidak terlihat, dia berdiri atau melayang.

Sampai 3 kali mengulang bagian itu, akhirnya kita bertiga berlari ketakutan sambil berteriak, dan meninggalkan rumah Dini dengan kondisi pintu terbuka. Kita berlari cukup jauh, ada 8 rumah yang kita lewati sampai akhirnya berhenti di depan rumah Elsa.

Sambil bergetar Dini menuruti permintaanku dan Elsa untuk menghapus video tersebut, sampai sekarang pun Icha gak nyangka kenapa Icha bisa berubah jadi kayak gitu, disana pun gak ada gambaran Icha sama sekali.

Trus Icha dimana? Trus anak kecil itu siapa? Trus kenapa posenya sama kayak yang Icha lakuin? Trus kenapa dia serem banget?

Peka Aksara

Hanya senang menulis yang sedang ramai dalam pikiran, sisanya berbicara melalui Podcast dan bekerja sebagai manusia biasa mulai 9 hingga 5 ✿

Tidak ada komentar:

Posting Komentar