Menista Dahulu, Komprehensif Kemudian

Pinterest

Jangan menista jika pada esok hari, ketika bertemu dengannya, kamu memujinya dan mengagungkannya.

Bukankah lebih baik diam, daripada berbicara berbeda-beda pada setiap wadah?

Bukankah lebih baik mendoakan, dibanding menista?

Jika pada akhirnya, dihadapannya kamu tetap menyanjungnya?

Bukankah lebih baik bersikap biasa saja, ketika bertemu dengannya atau pun saat tidak sedang bersamanya?

Jangan berbeda, Tuhan tidak suka.

Jangan berbeda, mereka yang mendengarnya, akan merasa muak.

Jangan berbeda, nanti kamu yang malah terlihat tidak berkelas.

Diam, dan saksikan.

Diam, dan rasakan.

Tahan emosi dan segala amarah.

Tahan rasa ingin menang jika kenyataannya kamu menista.

Tahan rasa ingin menista jika kenyataan kamu menyanjung. 

Boleh bermonolog, tapi jangan berlebihan.

Boleh menyanjung, tapi ingat, monolog yang sudah kamu bagikan.

Semua ada wadahnya.
Semua ada takarannya.
Jangan berlebihan, cukuplah sesuai dengan wadahnya.

Peka Aksara

Hanya senang menulis yang sedang ramai dalam pikiran, sisanya berbicara melalui Podcast dan bekerja sebagai manusia biasa mulai 9 hingga 5 ✿

Tidak ada komentar:

Posting Komentar