![]() |
Entah karena memang ia terlalu indah atau aku bahagia karena aku tak lagi menangisinya. Yang aku tau, ia masih mampu membuatku tersenyum meski sosok lucunya tak akan pernah kembali lagi.
Jemariku masih tak mampu diam dari tarian anehnya dalam
pinggangku, seakan lelah menunggu kapan saat-saat itu berhenti dimainkan. Tak
ingin terlalu lama, biarkan hanya bermain dalam hitungan detik, aku hanya tak
ingin lubang ini menganga kembali.
Bak seorang aktris, aku masih berjalan dalam guyuran hujan
dari langit gelap nan sepi diatas sana. Aku tak perduli apapun yang kini
menghalangiku, yang aku tau, aku bahagia mengingatnya dengan cara seperti ini,
dengan hujan yang sangat antusias berlomba menuju tempat siapapun berpijak.
Bentuk bulan sabit dibibirku pun kini mulai terlihat
sempurna, kala aku mengucap doa untuknya dibawah langit penuh nyanyian
menyeramkan itu. Tak peduli, lagi lagi aku tak peduli, berada disaat seperti
ini adalah kebahagiaanku, kebahagiaan sederhana.
Rasanya, jemari panjangnya seakan kembali terasa, kala
sosoknya yang tengah sibuk membantuku mengenakan jas hujan besar dipinggiran
jalan sana, dan lihat kini ia mentertawakanku, mengatakan aku seakan tenggelam
dalam pakaian besar yang berasal dari tempat kecil dibawah tempat duduk kendaraannya.
Ah tidak, itu hanya abu kenangan yang kini seakan membuatku
ikut tertiup bersamanya. Ia tak lagi disini, ia benar-benar pergi dan tak mungkin kembali dengan rasa yang sama
seperti saat itu. Ia membiarkanku berjalan menuju jalan yang baru tanpanya,
membiarkanku menggendong segala rasa dan kenangan yang sungguh membebani
perjalanannku. Kulihat ia masih diujung jalan sana, memastikan agar aku
meneruskan perjalananku dan tak lagi
menoleh kearahnya. Sambil sesekali jamari panjangnya mengayun seakan mengusirku
untuk lebih cepat berjalan.
Bagaimana ia bisa seyakin itu? Sedangkan aku yang
menjalaninya tak yakin mampu? Masih kucoba untuk menahan terjunnya air mata,
aku masih mencobanya, aku ingin mengatakann padanya, aku akan baik-baik saja
dijalanku, maka itu, bentuk bulan sabit ini masih akan kuusahakan terbentuk
dengan sempurna, membiarkan ia tau, bahwa aku sangat beruntung sempat
bersamanya dalam keadaan apapun, bahwa aku tak menyesal memberinya hati meski
ia gagal saat menjaganya dan aku sungguh bahagia ia masih mengantarku pulang
dan membekaliku dengan jutaan kenangan dan satu rasa yang akan menjadi alasanku
untuk bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar