![]() |
Send!
Aku masih mengotak-atik layar persegi
panjang dihadapanku, entahlah terasa tegang saat memegang benda bercahaya ini,
padahal hampir setiap hari ia ada dalam genggamanku, menikmati hangatnya
dekapan tanganku. Aku masih menunggu, entahlah menunggu balasan atau berharap
tak ada balasan, aku tak ingin keduanya, namun tetap aku mengharapkan ia
membaca ucapan terima kasihku.
Berbaring, terduduk hingga puncak
kebosanan mengusik waktu menungguku, ia tak kunjung menampakkan nama indahnya
itu di layar persegi ini, hingga aku benar-benar pasrah, entah pasrah menahan
malu atau menahan rasa sedih di sini, di sisi hati yang terasa nyeri.
Drrrrtt ...
Aku meraih benda persegi itu dengan
malas, karena yang kuyakini bukanlah namanya yang terpampang, pasti nama lain
yang memang terbiasa terpampang pada layar terang itu. Ah tidak! Itu namanya,
meski terkesan singkat, entahlah aku sungguh bahagia, seperti tengah berlari
dan terjatuh di tumpukkan bunga Lavender yang harum, berwarna ungun dan
menyenangkan.
Dibalik susunan huruf-huruf yang ia
kirimkan, mampu kusimpulkan satu hal, setidaknya, ia melihatku dengan manik
mata cokelat indahnya, ia menyadari kehadiranku dengan rasa yang entahlah kutau
atau tidak, ia menjawabku, dan mengucapkan sapaan hangat di pagi hari, saat
mata ini masih terasa berat, seketika membaca rangkaian huruf kirimannya, mata
ini terasa sangat ringan, sungguh, berkatmu sangat indah ya Allah.
Terima kasih, atas kebahagiaan sederhana
ini,
Me,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar